Pemilu 2009 Dan Tafsirnya

Saat goresan pena ini dibuat (9/4/09), pencontrengan sudah dilakukan kemarin. Quick Count sudah dilakukan di mana saja, utamanya televisi dan internet. Hasil sementara, meski beda antar forum surver, sudah kesudahannya bayangan komposisi bunyi parlemen. LSI, LSI, Cirus, LSN, dan KPU, yaitu forum survei yang tampilkan quick count itu.


Panik politisi pun dimulai. Partai Demokrat, sudah diprediksi sebelumnya, duduk di puncak klasemen dengan > 20% suara. Disusul (ini bervariasi) PDIP, Golkar, PKS, PAN, PKB, dan PPP. Dil liputan6.com terdisplay 2 model quick count. Satu oleh Cirus, satu lagi oleh KPU. Situs ini sajikan quick count untuk 11 pimpinan klasemen peroleh suara. Hasil sementara Cirus per jam 10.31 yaitu : Potret Indonesia


(1) Partai Demokrat 20,59%,
(2) Golkar 14,57%,
(3) PDIP 14,25%,
(4) PKS 7,47%,
(5) PAN 5,78%,
(6) PKB 5,62%,
(7) PPP 5,29%,
(8) Gerindra 4,26%,
(9) Hanura 3,51%,
(10) PBB 1,84%, dan
(11) PKNU 1,55%.

Sementara itu, masih di liputan6.com, versi KPU menyatakan sebagai :
(1) Partai Demokrat 26,15%,
(2) PDIP 25,05,
(3) Golkar 18,19%,
(4) PKB 6,43%,
(5) PAN 5,04%,
(6) Gerindra 3,73%,
(7) PKS 3,58%,
(8) Hanura 2,85%,
(9) PPP 2,26%,
(10) PDS 0.95, dan
(11) PBB 0,88%

Perbedaan kedua quick count itu tak terlampau mencolok untuk 3 besar. Namun, mulai keempat dan seterusnya terdapat sejumlah perbedaan kuantitatif. Perbedaan ini penting, lantaran untuk peringkat ke-4 sampai ke-11 penting selaku partai skala menengah. Partai skala menengah ini menjadi partner koalisi bagi partai-partai 3 besar di dalam DPR nantinya.

Kemungkinan Cirus mengambil sampel dari wilayah-wilayah perkotaan besar. Sementara KPU relatif dari wilayah-wilayah "luar" yang enggan dijamah lembaga-lembaga survey profesional. Hasil KPU mengatakan pilihan "jelata" terlebih dahulu, sementara Cirus perlihatkan hasil "kaum kota".

Kedua survey mengatakan 2 debutan baru, Hanura dan Gerindra, berhasil menjadi rising star. Keduanya partai nasionalis yang mengandalkan figur. Hanura kedepankan Wiranto, sementara Gerindra gunakan figur Prabowo. Namun, Gerindra terlihat lebih sukses ketimbang Hanura. Ini mungkin imbas dari "logistik" berpengaruh yang disandang Gerindra. Entar berapa milyar (atau trilyun) yang dihabiskan partai ini guna mempopulerkan figur Prabowo di media-media elektronik.

Berangkat dari pemilu ke pemilu, hasil sementara dari Quick COunt seakan tak berbeda banyak. Pemilih Indonesia, meski kesal dengan banyaknya partai, mempunyai kecenderungan pilihan yang tetap.

Jika kita gunakan hasil Cirus sebagai alat analisis, maka prediksi koalisi kemungkinan terjadi antara Demokrat-PDIP-PKS-PKB; Golkar-PAN-PPP-Gerindra-Hanura-PKNU-PBB. Jika kita gunakan hasil KPU sebagai basis analisis, maka prediksi koalisi kemungkinan terjadi antara Demokrat-Golkar-PKB-PDS-PPP; PDIP-PAN-Gerindra-Hanura-PKS-PBB. Kemungkinan besar, koalisi dibuat tidak lagi berdasar "ngotot-nya" pengajuan calon presiden. Koalisi dibuat berdasar posisi kementrian yang nantinya dibagi-bagi. Juga, partai-partai besar mengundang koalisi berasaskan fasilitas tatkala menciptakan suatu perundang-undangan.

Untuk quick-count ini, hasil yang disodorkan KPU sepertinya lebih realistik ketimbang Cirus. Ini berangkat dari hasil pemilu yang masih sementara. Selain itu, KPU relatif mempunyai sumber daya dan pengalaman dalam meliput hasil pemilu. KPU-lah yang pertama kali bisa menyelenggarakan Pemilu demokratis pertama sejak transisi politik Indonesia 1998. Kita lihat saja nanti.



tag:
analisis pemilu 2009

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pemilu 2009 Dan Tafsirnya"

Posting Komentar